Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

https://www.uhamka.ac.id/reg

Malang Layak Sebagai Ibu Kota Negara

Malang Layak Sebagai Ibu Kota Negara Kota Malang@MalangTODAY Penulis: Cokro Wibowo Sumarsono (*) Editor: Endra Kurniawan ...

Malang Layak Sebagai Ibu Kota Negara

Tahun Depan, Dana Insentif Daerah Kota Malang Naik, Malang Layak Sebagai Ibu Kota Negara
Kota Malang@MalangTODAY
Penulis: Cokro Wibowo Sumarsono (*)

Editor: Endra Kurniawan

MALANGTODAY.NETâ€" Dalam sejarahnya Malang pernah dipilih sebagai salah satu daerah calon ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada masa itu beberapa pilihan selain Malang adalah Jakarta, Bandung, Magelang dan Bogor. Untuk meringankan beban pemerintah pusat, di Malang bahkan pernah dibentuk sebuah Panitia Pembantu guna membantu Panitia ibu kota negara dalam mengumpulkan data-data daerah yang menjadi calon ibu kota negara.

Isu pemindahan ibu kota n egara kembali mencuat saat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas ) membuat beberapa pengumuman penting akan adanya rencana pemindahan ibu kota negara.

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh sebuah daerah untuk dapat dipilih sebagai ibu kota negara diantaranya adalah meliputi beberapa fakor, yaitu faktor ketersediaan sumberdaya ekonomi, sumberdaya manusia, sosio anthropologis, historis, geostrategis, faktor teknis dan faktor keberlanjutan di masa depan.

Saat ini wilayah Malang secara administratif terbagi atas tiga daerah yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, ketiganya lazim disebut dengan istilah Malang Raya. Kita akan bedah satu persatu, bahwa Malang memang layak diusulkan sebagai calon ibu kota negara .

Tonton Juga, Apa Aja Ya? Resolusi 2018 Warga Malang Raya

Malang memiliki wilayah yang sangat luas, secara alamiah merupakan sebuah daerah yang dikelilingi o leh barisan gunung yang saling sambung-menyambung. Sangat jarang sebuah area dikelilingi oleh gunung yang sekaligus berfungsi sebagai benteng alami dari ancaman serangan yang mungin saja bisa terjadi.

Deretan gunung tersebut adalah Bromo, Tengger, Semeru di sebelah timur, gunung Kawi di sebelah barat dan gunung Arjuno di sebelah utara. Era pergulatan abad Pasifik yang mengarah kepada perang terbuka untuk memperebutkan bahan pangan dan sumberdaya energi akan sangat membahayakan jika ibu kota negara terletak di tempat yang terbuka tanpa perlindungan alamiah. Wilayah yang masih cukup luas tepatnya berada di kawasan Kabupaten Malang. Banyak lahan tebu dan tanah-tanah kosong yang bisa dijadikan sebagai kawasan pemerintahan secara terpadu.

Sebagai sebuah lembah yang dikelilingi oleh pegunungan menyebabkan tingkat kesuburan tanah di wilayah ini sangat bagus. Malang raya menjadi sentra penghasil sayur-sayuran, apel, padi dan tebu. Sumber air juga cukup melimpah, terdapat banya k sumber mata air yang mengalir sepanjang waktu menuju aliran sungai-sungai kecil yang berinduk ke Kali Brantas.

Di daerah pegunungan dikembang biakan budidaya sapi perah dan sapi potong. Menyebabkan produksi daging dan susu cukup melimpah dan prospektif untuk dikembangkan. ibu kota negara harus ditopang oleh daerah yang menghasilkan cukup bahan pangan, agar terjadi kestabilan pasokan pangan dan kestabilan harga pangan untuk jangka waktu yang lama. Jika ibu kota dipindahkan ke daerah yang kurang subur dikhawatirkan akan mengalami kekurangan pasokan bahan pangan yang harganya bisa terjangkau oleh masyaraat.

Perangkat pertahanan yag ada di Malang juga sangat memadai. Instalasi-instalasi militer beserta pasukan dari tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertebaran di area ini, hingga Malang kerap dijuluki sebagai basis pertahanan militer. Sarana transportasi mulai bandara, stasiun dan terminal juga sudah layak. Semuanya Mampu menghubungkan dengan daerah-daerah lain nya secara murah dan cepat.

Malang juga memiliki batas alam berupa Samudera Indonesia, ke depan prospektif untuk dibangun pelabuhan samudera berskala raksasa. Pesisir selatan Malang juga merupakan titik tengah dari Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur yang menghubungkan wilayah Banyuwangi hingga ke Pacitan. Dari Pacitan bisa langsung ke arah Jogjakarta.

Untuk menunjang lalu lintas transportasi laut bisa dikembangkan pelabuhan besar di tiga tempat sekaligus yaitu di Surabaya (Laut Jawa), di Pasuruan (Selat Madura) dan di pesisir selatan Malang (Samudera Indonesia) sendiri.

Jarak dari Surabaya ke Malang bisa ditempuh dalam watu dua jam. Dari Pasuruan ke Malang sekitar satu jam, sedangkan durasi waktu dari pesisir selatan ke Kota Malang juga cuma satu jam saja. Artinya area ini mudah dijangkau melalui laut dari segenap penjuru nusantara.

Secara sosiologis anthropologis masyarakat Malang sudah teruji dengan pola kehidupan yang guyub rukun berdasarkan sesanti Bhinneka Tunggal Ika. Di pegunungan Tengger berdiam orang-orang Tengger, di daerah perkebunan dan sekitar pasar tradisional berdiam suku Madura.

Di area Malang bagian barat (lereng Kawi) dan sepanjang pesisir selatan bermukim sub kultur Jawa Mataraman. Menyatu dengan masyarakat sub kultur Arek yang mendominasi wilayah ini. Di wilayah basis Nahdliyin ini juga berdiri megah kampus terbesar Muhammadiyah.

Ada beberapa desa yang menjadi basis pemeluk Kristen sejak era pra kemerdekaan. Candi-candi bernuansa tradisi Hindhu-Budha masih berdiri kokoh, perlambang sudah tercipta lamanya kerukunan antar umat beragama.

Semua hidup berdampingan tanpa ada kerusuhan horisontal atau perang urat syaraf yang bisa menghabiskan banyak energi. Masyarakat Malang cukup matang dan teruji dalam membentuk relasi kekerabatan yang mengutamakan pranata nilai-nilai kemanusiaan.

Secara akademis area ini memiliki cukup melimpah sumberdaya manusia yang terdidik. Terdapat lebih dari lima puluh Perguruan Tinggi baik negeri ataupun swasta, menjawab kebutuhan tenaga profesional yang dibutuhkan oleh sebuah Ibukota Negara.

Jumlah mahasiswa ada ratusan ribu orang yang berasal dari semua daerah terutama dari Indonesia bagian timur. Artinya pemindahan ibukota ke Malang juga adalah bentuk keberpihakan negara atas perkembangan kemajuan di kawasan timur. Malang adalah pusat studi putra-putri terbaik dari Indonesia bagian timur.

Secara geostrategis Malang tepat berada di tengah-tengah antara Aceh dan Papua. Pembangunan ke daerah-daerah terpencil akan semakin terjangkau. Jarak dari Malang ke Sabang (Aceh) sama dengan jarak antara Malang ke Teluk Bintuni (Papua Barat), yaitu sejauh 2400 km.

Pada jaman penjajahan Belanda Malang dianggap sebagai satu-satunya daerah yang sangat strategis. Rencana untuk memindahkan Legerbestuur dengan Leger-commandantnya ke Malang telah dibuat. Malang juga merupakan garnizoensstad dengan divisi KNIL yang terbesar pada saat itu. Artinya Belanda memang pernah berniat untuk menjadikan Malang sebagai basis pertahanan terkuatnya.

Pada masa penjajahan Jepang, kesatuan tentara terbesar mereka yaitu Katagiri Butai juga ditempatkan di wilayah Malang. Para ahli siasat Jepang berpendapat bahwa Malang merupakan daerah pusat pertahanan terbaik.

Penempatan ibukota di area terbuka seperti pantai utara Jawa akan sangat membahayakan jika sewaktu-waktu terjadi darurat militer. Meriam kapal perang musuh akan dengan mudah menjangkau pusat ibukota. Malang terlindungi oleh pegunungan yang sangat baik untuk pertahanan udara, darat dan laut sekaligus.

Secara historis daerah ini pernah menjadi pusat pemerintahan nusantara pada zaman kejayaan Singhasari. Kertanegara merupakan peletak dasar prinsip persatuan nasional dengan konsepsi Cakra Mandala Nusantaranya. Singhasari pernah memiliki pengaruh hingga ke Maluku, Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Melayu.

Singhasari juga merupakan cikal bakal dari super power Majapahit yang dengan gagah berani melawan ekspansi bangsa lain. Dibuktikan dengan ketegasan sikapnya dalam menolak penjajahan bangsa Mongol Tartar era Kubhilai Khan dengan mengirimkan Ekspedisi Pamalayu guna menyatukan puak-puak Nusantara.

Sebuah Ibukota Negara harus memiliki akar tradisi yang kuat supaya mempengaruhi pola pikir dan karakter anak bangsa. Selamanya kita akan bermental tempe dan tidak percaya diri jika Ibukota Negara adalah bekas ibu kota kebanggaan bangsa penjajah. Terpenting, warga Malang memiliki karakter yang sangat dinamis, kompak, egaliter dan sangat terbuka dengan semua tradisi yang masuk ke wilayah ini.

Artikel ini adalah kiriman dari ZenTODAY, isi dari artikel di luar tanggung jawab redaksi MalangTODAY. Ingin membuat artikel kamu sendiri? Klik di sini sekarang!

(*) Cokro Wibowo Sumarson merupakan salah satu akademisi dan sejarawan yang ada di Kota Malang

Sumber: Google News | Koranmu Sumatera Selatan